
Juru Bicara MARKAS, Junaidi Ibrahim, menyebut adanya pesan berantai melalui WhatsApp yang menyerukan “Apel Gabungan ASN”, yang semula dikemas dalam narasi netral namun ternyata diarahkan untuk menolak aspirasi pembentukan Kota Sofifi. Pesan tersebut, menurutnya, menjadi indikasi kuat adanya praktik penggiringan birokrasi secara tidak etis dan terkoordinasi.
Ini bukan sekadar pelanggaran etik, tapi bentuk pembangkangan terhadap prinsip netralitas ASN. Ada intervensi politik terang-terangan yang menjadikan birokrasi sebagai alat kekuasaan,” tegas Junaidi dalam keterangan pers yang diterima MakianoPost, Kamis (17/7/2025).
MARKAS menilai, tindakan itu telah mencederai demokrasi, membungkam kebebasan berpendapat, dan bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN serta PP Nomor 42 Tahun 2004 tentang Kode Etik PNS.
Kami mengecam keras manuver yang mengarahkan ASN menjadi alat penghalang aspirasi rakyat. Bukannya melayani, justru ASN diseret masuk dalam arena politik kekuasaan, ujarnya.
Lebih jauh, mantan Presiden BEM Unkhair Ternate ini menilai penolakan DOB Sofifi adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanat Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 yang telah 26 tahun diabaikan.
Kalau pemerintah malah turun ke jalan untuk demo menolak aspirasi rakyat, lalu siapa yang akan melayani masyarakat? Ini ironi paling brutal dalam sistem demokrasi kita, kritiknya tajam.
MARKAS, kata Jun sapaan akrabnya, bakal melayangkan laporan resmi ke Kementerian Dalam Negeri, Komisi ASN, dan Ombudsman Maluku Utara. Mereka mendesak investigasi atas mobilisasi ASN yang dinilai menyimpang dari tugas dan fungsi mereka sebagai abdi negara.
Ibu Kota Sofifi tak bisa terus digantung, dikangkangi, dan diperlakukan sebagai pelengkap penderita. Ini soal martabat, bukan sekadar otonomi, tandasnya.
MARKAS juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak terprovokasi, dan melanjutkan perjuangan secara damai dan konstitusional.
Perlawanan terhadap ketidakadilan bukanlah radikalisme. Ini adalah hak dasar rakyat. Kita lawan, tapi dengan cara yang bermartabat,” pungkas Junaidi.
Penulis Kaisar Hamid
Editor Redaksi MakianoPost