
Hasil dari aktivitas galian ini memang menguntungkan secara ekonomi, namun tak bisa dipungkiri, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan sangat parah. Bahkan, beberapa warga dikorbankan dalam prosesnya. Kondisi ini semestinya menjadi perhatian serius Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Namun, publik mempertanyakan, apakah DLH benar-benar menjalankan fungsi pengawasannya atau justru memilih tutup mata ?

Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengungkap bahwa aktivitas galian C di RT 04/RW 02 milik Haji Abdul dan dikelola oleh Fikram Malik alias Ongen.
Dua nama ini disebut-sebut sebagai kolaborator dalam proyek tambang yang justru merusak tatanan lingkungan kelurahan Tobololo. Tak hanya menyebabkan degradasi lahan, aktivitas tambang ini juga disebut telah merampas ruang hidup warga dan memicu pencemaran udara yang signifikan terhadap masyarakat sekitar.

Dari hasil investigasi lapangan, ditemukan fakta mencemaskan, jarak antara titik galian dan rumah warga hanya sekitar satu meter. Situasi ini jelas menimbulkan ancaman serius terhadap keselamatan pemukiman. Lebih jauh, di lokasi RT 03, kedalaman galian mencapai enam hingga tujuh meter. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan terjadi longsor yang membahayakan nyawa warga di sekitarnya.
Dua nama ini disebut-sebut sebagai kolaborator dalam proyek tambang yang justru merusak tatanan lingkungan kelurahan Tobololo. Tak hanya menyebabkan degradasi lahan, aktivitas tambang ini juga disebut telah merampas ruang hidup warga dan memicu pencemaran udara yang signifikan terhadap masyarakat sekitar.

Dari hasil investigasi lapangan, ditemukan fakta mencemaskan, jarak antara titik galian dan rumah warga hanya sekitar satu meter. Situasi ini jelas menimbulkan ancaman serius terhadap keselamatan pemukiman. Lebih jauh, di lokasi RT 03, kedalaman galian mencapai enam hingga tujuh meter. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan terjadi longsor yang membahayakan nyawa warga di sekitarnya.
Terkait hal itu, redaksi makianopost mengkonfirmasi kepala dinas lingkugan hidup (DLH) kota ternate melalui sambungan telpon, tidak ada tanggapan hingga berita ini dipublis.
Sementara itu, upaya konfirmasi pihak pengelola baik abdul haji maupun fikram malik belum berhasil ditemui.
Penulis Kaisar Hamid
Editor Redaksi MakianoPost