Proyek Pengaspalan Jalan Melati Kalumata Ternate Mangkrak, Kontrak Diputus Pemkot, Warga Tambal Jalan Sendiri

Sebarkan:
Ternate, MakianoPost – Proyek pengaspalan hotmix di ruas Jalan Inpres Ubo-Ubo yang menghubungkan Kelurahan Jati Perumnas hingga Kalumata, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, mengalami kemacetan serius hingga kontraknya diputus secara sepihak oleh Pemerintah Kota Ternate.

Proyek yang merupakan bagian dari paket Pemeliharaan Jalan Berkala Dalam Kota Ternate Tahun Anggaran 2024” ini dibiayai melalui APBD dengan nilai kontrak sekitar Rp4,4 miliar. Pelaksananya adalah CV Madina Jaya Konstruksi, pemenang lelang yang ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Ternate.

Pekerjaan dimulai pada akhir September 2024 dengan target rampung pada 24 Desember 2024. Namun hingga batas waktu tersebut, progres lapangan hanya mencapai 50 persen. Proyek terhenti sejak akhir Desember 2024 dan tak ada perkembangan berarti hingga Maret 2025. Berdasarkan evaluasi Dinas PUPR, kontraktor dianggap tidak mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sehingga kontrak diputus.
Akibat dari terhentinya proyek ini, kondisi jalan yang rusak dan belum diaspal menimbulkan keresahan luas di masyarakat. Di Kelurahan Jati, warga RT 06/RW 03 bernama Arsun mengaku khawatir karena jalan yang berlubang kerap menyebabkan pengendara nyaris celaka. “Sudah satu tahun jalan dibiarkan rusak begitu saja. Pemerintah Kota Ternate tidak ambil langkah perbaikan,” ujarnya, Kamis (19/6/2025).

Hal serupa disampaikan Muhlis, warga Ubo-Ubo RT 015/RW 004. Ia menyoroti bahwa kerusakan jalan sudah terjadi sejak masa jabatan pertama Wali Kota Tauhid Soleman dan hingga periode kedua saat ini belum juga mendapat perhatian. “Seolah-olah jalan ini diabaikan bertahun-tahun. Kami butuh keseriusan dari Pemkot, bukan janji,” ucapnya.
Kekecewaan warga memuncak di Kelurahan Kalumata. Di RT 18/RW 06, warga secara swadaya melakukan kerja bakti menambal jalan berlubang pada Sabtu (30/5/2025) setelah lima tahun tidak ada perbaikan dari pemerintah. Rifdal, salah satu penggagas aksi gotong royong, menyebut warga terpaksa turun tangan setelah banyak pengendara jatuh akibat jalan rusak.

Kami sudah berulang kali mengusulkan melalui forum RT dan kelurahan. Tapi tidak ada tindakan nyata. Akhirnya kami tambal sendiri karena sudah ada yang luka-luka,” ujarnya.

Kerusakan jalan yang tak kunjung diperbaiki dan proyek yang mangkrak menimbulkan pertanyaan serius terkait kinerja Pemkot Ternate dalam mengelola proyek infrastruktur. Kasus ini memperlihatkan lemahnya pengawasan teknis, buruknya pemilihan kontraktor, serta minimnya tanggung jawab terhadap keselamatan publik. Warga menuntut transparansi, evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengadaan, dan langkah konkret agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

Penulis Kaisar Hamid
Editor Redaksi MakianoPost

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini