
Abdul Azis mengatakan kerusakan menunjukkan struktur jembatan terkelupas, pondasi rapuh, dan lubang besar yang menganga di badan jalan. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, mengingat jembatan tersebut merupakan akses vital penghubung antarwilayah di Gane Barat Utara.

Proyek ini ditangani langsung oleh Dinas PUPR Provinsi Maluku Utara, menggunakan mekanisme tender pasca-kualifikasi pada 19 Agustus – 5 September 2023. Namun hasilnya justru menjadi potret buruknya mutu pekerjaan konstruksi dan lemahnya pengawasan.
Ini bukan bencana alam, ini murni bencana konstruksi. Pondasi hanya susunan batu tanpa pengikat kuat. Ini jelas proyek asal jadi,” ujar Abdul Azis, warga Desa Samo yang mengabadikan kerusakan, Rabu (25/6/2025).
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pekerjaan dilakukan tanpa perencanaan teknis yang memadai dan tanpa standar mutu yang layak untuk proyek infrastruktur publik. Tidak ditemukan adanya sistem drainase yang memadai di sekitar struktur jembatan, serta minimnya perlindungan pada sisi tebing jalan yang rawan gerusan air. Ini memperkuat dugaan bahwa proyek hanya dikejar untuk menyerap anggaran, tanpa mempertimbangkan keselamatan pengguna jalan dan keberlanjutan struktur jembatan itu sendiri.
Ini bukan bencana alam, ini murni bencana konstruksi. Pondasi hanya susunan batu tanpa pengikat kuat. Ini jelas proyek asal jadi,” ujar Abdul Azis, warga Desa Samo yang mengabadikan kerusakan, Rabu (25/6/2025).
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pekerjaan dilakukan tanpa perencanaan teknis yang memadai dan tanpa standar mutu yang layak untuk proyek infrastruktur publik. Tidak ditemukan adanya sistem drainase yang memadai di sekitar struktur jembatan, serta minimnya perlindungan pada sisi tebing jalan yang rawan gerusan air. Ini memperkuat dugaan bahwa proyek hanya dikejar untuk menyerap anggaran, tanpa mempertimbangkan keselamatan pengguna jalan dan keberlanjutan struktur jembatan itu sendiri.
Penulis Kaisar Hamid
Editor Redaksi MakianoPost