
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis pada 3 Februari 2025 di halaman kantor Wali Kota Ternate. Sebanyak 8 unit mobil L300, 1 unit ekskavator, dan 1 unit kendaraan roda tiga diberikan oleh Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Maluku Utara, Firman Aksara, kepada Wali Kota Dr. M. Tauhid Soleman. Bantuan ini merupakan bentuk apresiasi atas kinerja TPS3R Tubo pada tahun 2024.
Namun kenyataannya, hingga pertengahan juni 2025, masalah penumpukan sampah masih belum tertangani dengan baik, terutama di Kelurahan Tanah Tinggi RT 01/RW 01 dan Kelurahan Maliaro RT 18/RW 05. Kondisi ini memicu keluhan warga yang merasa terganggu dengan bau menyengat dan pencemaran lingkungan akibat tumpukan sampah yang dibiarkan berhari-hari tanpa pengangkutan.
Sampah di TPS harusnya diangkut dua kali sehari, bukan dibiarkan menumpuk. Bau menyengatnya sangat mengganggu aktivitas warga,” ujar Sartono, warga Maliaro, Kamis (19/6/2025). Ia juga mengkritik sikap pemerintah kota yang dinilai lamban dan tidak serius menindaklanjuti masalah krusial ini.
Sartono menambahkan bahwa keluhan warga tentang sampah sudah disampaikan berkali-kali, namun belum mendapat respons nyata. “Pemerintah hanya bisa sosialisasi dan janji, tapi kenyataannya tumpukan sampah terus terjadi. Harus ada langkah cepat dan tegas,” ujarnya.
Menurutnya, selain faktor kurangnya kesadaran sebagian warga, penyebab utama adalah minimnya kendaraan angkutan sampah yang disiagakan di kelurahan-kelurahan, serta lemahnya pengawasan dan pengelolaan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Ternate.
Ironisnya, meskipun Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah sudah mengatur kewajiban pemilahan dan pengangkutan sampah secara berkala, implementasi di lapangan belum optimal.
Kalau benar armada sudah ditambah, mengapa Tanah Tinggi dan Maliaro masih seperti ini? Pemerintah harus bertindak, bukan cuma menerima bantuan,” tegas Sartono.
Ia berharap agar Pemkot Ternate dan DLH segera turun langsung ke lapangan, memperbanyak armada di titik rawan, dan melakukan pengelolaan sampah secara rutin dan berkelanjutan. “Kami hanya ingin lingkungan bersih dan sehat. Jangan tunggu warga turun aksi baru pemerintah bergerak,” tutupnya.
Penulis Kaisar Hamid
Editor Redaksi MakianoPost