
Kres mengisahkan perjalanan mereka dari Botonam menuju Puskesmas Maffa pada Selasa, 28 Januari 2025. Berangkat pukul 08.30 pagi menggunakan mobil, mereka tiba di Puskesmas sekitar pukul 09.30. Namun, alih-alih mendapatkan penanganan, mereka justru diberitahu oleh seorang bidan bahwa puskesmas sedang libur karena hari besar.
"Kami bingung. Anak kami sudah sakit muntaber sejak hari Minggu, dan ini sudah tiga hari. Sementara muntaber itu penyakit serius bagi anak – anak kalau tidak segera ditangani. Untungnya, ada keluarga yang menyarankan ke Puskesmas Wairoro,"Ujar Kres.
Menurut Kres, kondisi anaknya saat itu sudah sangat mengkhawatirkan. "Dia muntah – muntah dan diare,serta kondisi badannya lemas. Kami benar-benar berharap ada pertolongan medis di Puskesmas Maffa, tetapi malah mendapat jawaban bahwa mereka libur," katanya dengan nada kesal.
Hesber, saudara Kres, turut meluapkan kekecewaannya terhadap pelayanan di Puskesmas Maffa. Ia mempertanyakan profesionalisme lembaga kesehatan tersebut. "Ini Puskesmas atau apa? Masa pelayanan darurat seperti ini ikut libur? Bagaimana kalau kondisi anak ini memburuk?" katanya dengan nada gusar.
Setelah mendapat saran dari Hesber, Kres dan keluarganya melanjutkan perjalanan ke Puskesmas Wairoro di Halmahera Tengah. Beruntung, mereka disambut dengan pelayanan cepat dan memadai di sana. Anak mereka langsung ditangani oleh tim medis, dan kondisinya perlahan membaik.
Kepala Puskesmas Maffa Ketika dihubungi melalui WhatsApp, membenarkan bahwa layanan rawat jalan memang tidak dibuka selama libur. "Kami hanya melayani rawat inap dan IGD selama liburan. Petugas kesehatan juga manusia, mereka butuh istirahat," tulisnya.
Namun, penjelasan ini justru mengecewakan. Warga menilai bahwa pelayanan kesehatan, khususnya dalam situasi darurat, tidak seharusnya dihentikan meski sedang libur. Mereka mendesak agar kebijakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Maffa segera dievaluasi.
"Sistem pelayanan kesehatan harus dievaluasi. Kasus seperti ini tidak boleh terjadi lagi. Masyarakat sangat membutuhkan jaminan bahwa dalam kondisi darurat, mereka bisa mendapatkan bantuan medis kapan saja," ujar seorang tokoh masyarakat setempat yang enggan disebutkan namanya.
Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap pelayanan kesehatan di wilayah-wilayah terpencil. Tidak hanya memastikan ketersediaan fasilitas dan tenaga medis, tetapi juga merancang kebijakan yang mampu menjamin layanan tetap tersedia.
Penulis Irwan Abubakar
Editor Redaksi MakianoPost