
Kebakaran pertama terjadi di Desa Wayamiga, Kecamatan Bacan Timur, pada Sabtu (25/1). Sebuah kios sembako hangus terbakar akibat korsleting listrik, dengan kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.
Kebakaran kedua menyusul sehari kemudian, Minggu (26/1), di Desa Labuha, Kecamatan Bacan. Dalam insiden ini, dua unit rumah warga dilahap si jago merah. Tak hanya rumah, dua sepeda motor juga ikut terbakar, dengan total kerugian diperkirakan melebihi Rp200 juta.
Sementara itu, kebakaran ketiga terjadi di Desa Tomori, Kecamatan Bacan, pada Senin (27/1). Kamar rumah milik Kepala Bidang Politik Dalam Negeri (Poldagri) Kesbangpol Halmahera Selatan, Irfan Umakamea, sempat terbakar. Namun, berkat respons cepat petugas dan warga, api berhasil dipadamkan sebelum meluas.
"Tiga peristiwa kebakaran ini rata-rata disebabkan oleh korsleting listrik. Syukurnya, tidak ada korban jiwa dalam ketiga kejadian tersebut," kata Indra Faris saat dikonfirmasi pada Selasa (28/1/2025).
Faris menambahkan, kerugian paling besar terjadi di Desa Labuha. "Selain dua rumah warga yang terbakar habis, dua unit sepeda motor juga ikut hangus. Kerugian ditaksir lebih dari Rp200 juta. Sedangkan di Wayamiga, kerugian mencapai puluhan juta, sementara di Tomori tidak ada kerugian signifikan," jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan hanya bertanggung jawab dalam penanganan kebakaran. Penanganan lanjutan, seperti bantuan bagi korban, merupakan tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Kami fokus pada penanganan saat kejadian. Untuk bantuan pascakebakaran, itu sudah menjadi kewenangan BPBD," pungkasnya.
Penulis Irwan Abubakar
Editor Redaksi MakianoPost