Di tengah deburan ombak dan angin laut yang bertiup pelan, jenazah Syahril dinaikkan ke KRI Mata Bongsang 873 milik TNI Angkatan Laut pada pukul 15.23 WIT. Kepergiannya bukan sekadar kehilangan bagi keluarga, tetapi juga bagi dunia pers di Maluku Utara. Syahril adalah sosok yang tak hanya menulis berita, tetapi juga menghidupkan semangat perlawanan terhadap ketidakadilan. Ia adalah suara bagi mereka yang kerap terpinggirkan, pengawal isu-isu krusial daerah, dan seorang jurnalis yang menempatkan idealisme di atas segalanya.
Jejak Perjalanan : Dari Aktivis Kritis hingga Jurnalis Visioner
Bagi rekan-rekannya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ternate, Syahril bukan sekadar kawan, tetapi juga seorang mentor yang teguh dalam prinsip. Bahrudin Sajim, sahabat sekaligus seniornya di organisasi itu, mengenang bagaimana sosok Syahril yang pendiam namun humoris, selalu membawa pemikiran kritis dalam setiap diskusi.
“Dia kader yang punya semangat belajar tinggi. Saat bergabung di Komisariat Eksakta Universitas Muhammadiyah Maluku Utara pada 2013, dia sudah menunjukkan kepeduliannya terhadap regenerasi pemikir muda,” ujar Bahrudin.
Sebagai Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Pembinaan Anggota di HMI, Syahril membuktikan bahwa kepeduliannya terhadap dunia intelektual bukan sekadar teori, melainkan aksi nyata. Ia aktif dalam diskusi, menyusun gagasan, dan terus mencari jalan untuk membawa perubahan.
Namun, perjalanan Syahril tak berhenti di organisasi mahasiswa. Ia menemukan panggilan sejatinya dalam dunia jurnalistik dunia yang memberinya ruang untuk menyalurkan kritik, membela kepentingan rakyat, dan menghadirkan kebenaran.
Pada 2019, ia kembali bertemu Bahrudin di Halmahera Selatan dan mengajaknya bergabung di Kabardaerah.com. Meski ajakan itu belum langsung diterima, semangat Syahril yang tak pernah padam akhirnya menginspirasi Bahrudin untuk terjun ke dunia jurnalistik pada 2020 melalui BizzlawNews.com
Keteguhan dan kegigihan Syahril membawanya menjadi kontributor Metro TV pada 2023. Ia tidak sekadar melaporkan berita, tetapi juga merawat dan mengembangkan jaringan jurnalis di daerah. Pada Desember 2024, ia kembali membangun semangat kolektif dengan mendirikan Jendelatimur.com, tempat di mana ia ingin melahirkan jurnalis-jurnalis muda yang berani dan berintegritas.
Pesan Terakhir: "Jurnalis Harus Berpegang pada Idealisme"
Bagi banyak rekan seprofesinya, Syahril bukan hanya seorang jurnalis, tetapi juga seorang mentor yang tak pernah lelah mengingatkan tentang pentingnya menjaga idealisme. Dalam percakapan terakhirnya dengan beberapa rekan, ia meninggalkan pesan yang kini menjadi wasiat moral bagi para jurnalis muda di Maluku Utara:
"Jurnalis harus banyak belajar, jangan malu, dan selalu utamakan idealisme. Hidup cuma sekali, jangan buat orang susah, mari kita berbuat selama masih hidup."
Kata-kata itu kini menjadi semacam mantra bagi mereka yang mengenalnya. Syahril telah berpulang, tetapi semangatnya tetap hidup dalam setiap berita yang ditulis oleh mereka yang pernah terinspirasi olehnya.
Di balik kepergiannya, ia meninggalkan jejak panjang perjuangan, jejak yang tak akan pudar oleh waktu. Kini, tanggung jawab untuk melanjutkan perjuangan itu ada di tangan mereka yang masih berjalan di jalur yang pernah ditempuhnya.
Selamat jalan, Syahril Helmi. Pena dan idealismemu akan terus mengalir dalam setiap berita yang mengungkap kebenaran.
Penulis Irwan Abubakar
Editor Redaksi MakianoPost
